Jika ada kelebihan rejeki, bonus, uang nomplok atau atau apapun itu namanya, tentu kita ingin mengoptimalkan uang kita. Jika tujuan kita untuk berinvestasi, maka produk perbankan yang namanya deposito, bukan merupakan pilihan yang tepat. Kenapa?
Datanya seperti ini: tingkat suku bunga deposito berjangka 1 bulan: 4,50%, 3 bulan: 3,50%, 6 bulan: 3,75% dan 12 bulan: 3,75% (sumber: Bisnis Indonesia per 23 Mei 2013 untuk salah satu bank), proyeksi inflasi 2013 sebesar 5,40%. Jika kita depositokan uang kita selama 12 bulan, maka uang kita akan tumbuh minus 2,4% (catatan: bunga deposito terkena pajak final 20%, sehingga nett bunga deposito 12 bulan jadi 3% saja). ini artinya tingkat inflasi jauuuh lebih tinggi daripada tingkat bunga deposito, nilai uang kita tergerus! Inilah sebabnya mengapa deposito tidak direkomendasikan sebagai instrumen investasi.
Ilustrasi sederhananya seperti ini, jika anda depositokan Rp. 10.000.000 saat ini, maka nilai uang anda sama dengan Rp. 9,76 juta setelah 12 bulan di taruh di deposito bank, artinya nilai uang anda berkurang Rp.237 ribu, meskipun secara nominal uang anda bertambah karena mendapatkan bunga bank.
Inflasi inilah musuh utama kita yang tidak kelihatan, waspadalah waspadalah..
Oleh karena itu, sebagai financial planner, saya sarankan pilihlah instrumen investasi yang memberikan return yang lebih tinggi daripada inflasi.
Catch me: @rizalplanner
Email me: rizal.planner@gmail.com
Nice article …
Kalo deposito gak dianjurin, mungkin saham bisa dicoba
Sekalian cek di Cara Belajar Main Saham
We’re talking bout investment too
Thanks
LikeLiked by 1 person